Benarkah Islam itu Agama Perang?

Islam bukanlah agama perang, tetapi agama yang mengatur perdamaian dan keadilan. Islam adalah agama yang mengajarkan perdamaian, kasih sayang, dan keadilan. Kata “Islam” sendiri berasal dari akar kata salam, yang berarti damai, selamat, dan penyerahan diri kepada Allah.

Namun, dalam sejarahnya, Islam juga mengatur hukum tentang perang dalam konteks mempertahankan diri dari serangan atau menegakkan keadilan.

Dalam Al-Qur’an, Sebenarnya, perang merupakan salah satu hal yang dibenci dalam Islam. Hal ini dikarenakan, perang tidak menggambarkan kata Islam yang memiliki arti perdamaian. Rasulullah SAW sendiri berdakwah dan menyebarkan Islam melalui jalan damai, secara personal, dan mencontohkannya melalui tindakan. Perang adalah pilihan paling akhir yang dilakukan setelah upaya persuasif untuk menciptakan perdamaian tidak tercapai. 

perang hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu, seperti membela diri dari agresi atau menolong orang-orang yang tertindas (QS. Al-Baqarah: 190, QS. Al-Hajj: 39-40). Bahkan dalam peperangan pun, Islam melarang tindakan yang kejam, seperti membunuh wanita, anak-anak, orang tua, atau merusak tempat ibadah.

Sebaliknya, Islam lebih menekankan perdamaian dan rekonsiliasi. Al-Qur’an mengajarkan bahwa memaafkan dan berdamai lebih baik daripada membalas dendam (QS. An-Nahl: 126-128). Nabi Muhammad ﷺ juga banyak mencontohkan perdamaian dalam kehidupan beliau, seperti Perjanjian Hudaibiyah dan pemaafan terhadap penduduk Makkah saat Fathu Makkah.

Jadi, Islam bukanlah agama perang, melainkan agama yang mengajarkan kedamaian, tetapi juga memberikan aturan tentang bagaimana menghadapi situasi perang dengan adil dan beretika jika itu benar-benar diperlukan.

Mengapa ada yang menuduh Islam adalah Agama Perang?

Para Pembenci dan Phobia Islam mengasosiakan Islam sebagai agama perang. Sebagaimana yang diucapkan oleh seorang pemuka Evangelis Kristen Amerika, Franklin Graham, yang menjuluki Islam sebagai agama perang

Ada beberapa alasan mengapa sebagian orang menuduh Islam sebagai agama perang, di antaranya:

1, Kesalahanpahaman Terhadap Konsep Jihad

Banyak yang salah memahami jihad sebagai “perang suci” yang identik dengan kekerasan. Padahal, dalam Islam, jihad memiliki makna luas, termasuk perjuangan melawan hawa nafsu (jihad an-nafs), berusaha dalam kebaikan, serta membela diri dari kezaliman. Jihad dalam bentuk peperangan hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu, seperti membela diri atau menegakkan keadilan, dan tetap harus mengikuti aturan etika perang yang ketat.

2. Pemberitaan Media yang Tidak Berimbang

Banyak media lebih menyoroti aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok ekstremis yang mengatasnamakan Islam. Padahal, kelompok tersebut seringkali bertindak bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya. Sayangnya, tindakan minoritas ini sering digeneralisasi sebagai representasi Islam secara keseluruhan.

3, Sejarah Perang dalam Islam

Dalam sejarah Islam, ada peperangan yang terjadi, seperti Perang Badar, Uhud, dan Khandaq. Namun, perang ini umumnya bersifat defensif, bukan agresif. Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat tidak pernah berperang untuk sekadar menaklukkan atau menindas, melainkan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh atau menegakkan keadilan.

4. Propaganda dan Islamofobia

Sejak zaman Perang Salib hingga era kolonialisme, Islam sering digambarkan sebagai agama agresif oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan politik dan ekonomi. Bahkan hingga saat ini, ada kampanye Islamofobia yang sengaja menampilkan Islam sebagai ancaman bagi dunia Barat.

5. Kelompok Ekstren yang menyimpangkan Ajaran Islam

Kelompok seperti ISIS, Al-Qaeda, dan lainnya melakukan aksi kekerasan atas nama Islam, padahal mereka menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Al-Qur’an dengan tegas melarang pembunuhan tanpa alasan yang sah dan menekankan pentingnya keadilan serta kasih sayang (QS. Al-Maidah: 32).

6. Kurangnya Pemahaman Tentang Ajaran Islam yang Sebenarnya

Banyak orang yang menilai Islam tanpa memahami ajarannya secara menyeluruh. Mereka hanya melihat potongan ayat atau peristiwa sejarah tanpa konteks, lalu menyimpulkannya secara keliru. Padahal, Islam adalah agama yang mengajarkan kasih sayang, toleransi, dan perdamaian.

Perang merupakan bagian dari masalah Pertahanan dan Militer, maka muncul pertanyaan :

Dalam konsep Pertahanan dan Militer, agama apa yang memiliki konsep terlengkap dan terbaik?

Islam Memiliki Konsep Pertahanan dan Militer Terlengkap dan Terbaik

Dibandingkan dengan agama dan sistem lainnya, Islam memiliki konsep pertahanan dan militer yang paling lengkap dan terbaik, karena mencakup strategi pertahanan, kode etik perang, teknologi, serta keseimbangan antara diplomasi dan kekuatan militer. Islam juga menekankan bahwa kekuatan militer bukan untuk agresi, tetapi untuk menjaga stabilitas, keadilan, dan melindungi agama serta masyarakat

  1. Prinsip Dasar Pertahan dan Militer dalam Islam

Pertahanan sebagai Bentuk Ibadah: Jihad dalam Islam bukan hanya perang fisik, tetapi juga segala bentuk usaha untuk mempertahankan agama dan masyarakat (QS Al-Baqarah: 190).
Militer untuk Menjaga Keamanan dan Kedamaian: Islam mengajarkan untuk memiliki kekuatan agar tidak mudah ditindas, tetapi tidak boleh bertindak zalim (QS Al-Anfal: 60).
Etika Perang yang Ketat: Islam melarang pembunuhan terhadap wanita, anak-anak, orang tua, dan orang yang tidak terlibat perang (HR Muslim).
Diplomasi Didahulukan: Islam menekankan negosiasi sebelum perang, dan hanya mengangkat senjata jika diserang atau ditindas (QS Al-Hujurat: 9).
Militer Berbasis Akhlak dan Ketakwaan: Islam menekankan bahwa tentara Muslim harus berakhlak baik, disiplin, dan taat kepada Allah (QS At-Taubah: 111).

2. Perbandingan Konsep Pertahanan Islam dengan SIstem pertahanan lain

AspekIslamKristenHinduSekularisme
Tujuan MiliterMenjaga agama, masyarakat, dan keadilanAwalnya anti-perang, tetapi berkembang dalam sejarahPerang sebagai bagian dari dharma (kewajiban kasta ksatria)Untuk kepentingan nasional atau ekonomi
Etika PerangTidak boleh menyerang warga sipil, lingkungan, dan tempat ibadahTidak ada aturan khusus dalam AlkitabHanya ksatria yang boleh berperangBebas, tergantung kebijakan politik
Teknologi MiliterDianjurkan untuk terus berkembang (QS Al-Anfal: 60)Tidak banyak membahas teknologi militerTradisional, berbasis senjata kunoFokus pada inovasi militer tanpa batasan moral
DiplomasiDidahulukan sebelum perangDiplomasi diutamakan, tetapi sering terpengaruh politikKasta ksatria bertanggung jawab atas perangDiplomasi tergantung kepentingan ekonomi dan politik

3. Keunggulan Sistem Militer Islam

A. Strategi Militer yang jelas dan Adil

✅ Islam membolehkan perang hanya untuk membela diri dan menegakkan keadilan (QS Al-Baqarah: 190).
Perang harus memiliki alasan yang sah, tidak boleh hanya karena ekspansi atau kepentingan ekonomi.
Strategi perang dalam Islam sangat maju, seperti dalam Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq, yang menunjukkan taktik militer berbasis kecerdasan dan perencanaan.

B. Etika Perang yang Unik dan Beradab

✅ Tidak boleh membunuh wanita, anak-anak, orang tua, dan non-kombatan (HR Muslim).
✅ Tidak boleh merusak tempat ibadah, lingkungan, dan infrastruktur tanpa alasan darurat.
✅ Tahanan perang diperlakukan dengan baik dan sering diberikan kebebasan dengan syarat tertentu (QS Muhammad: 4).

2. Pengembangan Teknologi Militer

✅ Islam mendorong umatnya untuk memiliki persenjataan terbaik dan strategi terbaik agar tidak mudah ditindas (QS Al-Anfal: 60).
✅ Dalam sejarah, Kekhalifahan Islam mengembangkan senjata canggih, artileri, dan strategi perang modern yang kemudian diadopsi oleh Barat.

3. Kombinasi Kekuatan dan Diplomasi

✅ Islam tidak hanya mengandalkan kekuatan militer, tetapi juga diplomasi, perjanjian, dan strategi politik untuk mencapai kedamaian.
✅ Contoh: Perjanjian Hudaibiyah adalah salah satu contoh diplomasi Islam yang sangat strategis dan memberikan keuntungan besar bagi umat Islam.

4. Bukti Keberhasilan Sistem Militer Islam dalam Sejarah

Rasulullah ﷺ dan Para Sahabat: Menggunakan strategi militer cerdas dalam Perang Badar, Uhud, dan Khandaq.
Kekhalifahan Abbasiyah dan Utsmaniyah: Mengembangkan militer kuat yang bertahan selama berabad-abad.
Perang Salib: Salahuddin Al-Ayyubi dikenal sebagai pemimpin Islam yang tegas namun berakhlak, bahkan menghormati lawan.
Perang di Andalusia: Islam bertahan lebih dari 700 tahun di Spanyol berkat strategi militer dan diplomasi yang unggul.

Islam memiliki konsep pertahanan dan militer yang paling lengkap dan terbaik, karena mencakup etika, strategi, teknologi, dan keseimbangan antara diplomasi dan kekuatan.
Dibandingkan sistem lain, Islam lebih adil dan tidak menghalalkan perang tanpa alasan yang sah.
Jika diterapkan dengan benar, konsep pertahanan Islam dapat menciptakan stabilitas, keamanan, dan ketahanan bagi masyarakat Muslim dan dunia.

Oleh karena itu, Islam adalah sistem pertahanan dan militer terbaik yang menciptakan keseimbangan antara kekuatan dan keadilan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *